Saturday 19 August 2017

SMAN 1 Satui: Menuju Sekolah Adiwiyata

Sekolah Adiwiyata merujuk pada konsep sekolah yang sudah menerapkan 8K yang terkandung dalam wiyatamandala. Menurut unesco :
"The Adiwiyata School Program aims to encourage schools to adopt behaviors that are respectful towards the environment"
(Tujuan Program Sekolah Adiwiyata adalah untuk mendorong sekolah menerapkan perilaku yang menghargai lingkungan)
Adiwiyata akan tercapai ketika sekolah sudah menerapkan 8K di Wiyatamandala dengan baik. Apa itu 8K dan Wiyatamandala?
Dasar hukum Wawasan Wiyata Mandala ditetapkan dalam Surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) nomor :13090/CI.84 tanggal 1 Oktober 1984 sebagai sarana ketahanan sekolah :
Wawasan Wiyata Mandala merupakan konsepsi atau cara pandang; bahwa sekolah adalah lingkungan atau kawasan penyelenggaraan pendidikan
Sementara 8K meliputi hal-hal di bawah ini:

Dari informasi maka bisa dikatakan sekolah yang menerapkan 8K di wiyatamandala pada akhirnya akan mengarah ke sekolah adiwiyata. 
Saat ini di Tanah Bumbu baru SMAN 1 Simpang Empat di Batulicin yang sudah bisa dikatakan sebagai sekolah rujukan adiwiyata. Berkaitan dengan hal tersebut maka pada hari selasa, 15 Agustus 2017, SMAN 1 Simpang Empat mengundang beberapa sekolah di Tanah Bumbu untuk menghadiri sosialisasi dan IHT SMA Rujukan serta praktik-praktik baik dalam pengelolaan lingkungan tahun 2017. 
Menindaklanjuti undangan tersebut, kepala sekolah mengajak koordinator wiyatamandala, yaitu saya dan dua siswa dari OSIS sebagai perwakilan. Dalam hal ini siswa yang menjadi tim adalah Anita dari XI MIPA 1 dan Ramdani dari XI IPS 2. 
Acara dibuka dengan penampilan tari dari SMAN 1 Simpang Empat kemudian pembacaan AlQuran, sambutan, dan akhirnya sampai pada acara utama, yaitu menyaksikan praktik-praktik baik dalam pengelolaan lingkungan. 
Tari selamat datang dari tim tari
Sambutan dari Pak Condro, Kepala SMAN 1 Simpang Empat
Setelah sambutan dari beberapa pihak terkait, panitia mempersilakan hadirin untuk menikmati kudapan kemudian akan disambung dengan praktik-praktik baik dalam pengelolaan lingkungan. Ada tiga praktik baik yang dilaksanakan. 
Pertama, praktik baik 3R (Reduce, Reuse, Recyle). Konsep ini familiar di telingga kita. Bagaimana cara dan praktik pengelolaan barang sisa hasil konsumsi seperti botol air mineral, kardus, tutup botol atau sampah nonorganik lainnya.

Pameran hasil 3R
Praktik membuat maket dari kardus

Kostum dari bahan sisa anorganik
Kedua, praktik pembuatan kompos. Sampah organik diolah menjadi pupuk yang bermanfaat. Bisa digunakan sendiri dan juga bisa dijual ke masyarakat. 
Mempersiapkan alat pencacah. Apabila tidak ada bisa mencacah manual
Memasukkan sampah organik ke mesin pencacah. Harap hati-hati
Hasil cacahan
Mencampurkan bahan kimia, yaitu EM4 ke cacahan sampah organik


Menyiram cacahan sampah dengan air campuran bahan kimia
Hasil akhir pengelolaan sampah
Di akhir penjelasan, Bu Fatimah sebagai narasumber meminta peserta untuk menjelaskan kembali mengenai proses pembuatan pupuk. Ramdani dan Anita dengan gagah berani mencoba menjelaskan kembali. Cek di  Pembuatan Kompos
Ketiga adalah pembuatan biopori. Alat yang diperlukan antara lain pipa pralon yang sudah dilubangi, alat pembuat lubang, dan juga pupuk yang tadi sudah diolah. Biopori selain untuk membantu penyerapan air juga bisa dimanfaatkan untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman di sekitarnya.

Membuat lubang biopori
Memasukkan pipa yang sudah dilubangi ke lubang dan memasukkan pupuk

Bersama Bapak Edy, narasumber mengenaii biopori
Lingkungan di SMAN 1 Simpang sangat kondusif dan merepresentasikan sekolah adiwiyata. Asri dan nyaman. Ada hal menarik yang juga saya temukan, yaitu pralon sebagai  media menanam sayur atau hidroponik. tapi karena lahan di SMAN 1 Satui masih luas, akan lebih baik kami memanfaatkan lahan tersebut.

Harapan SMAN 1 Satui bisa melakukan hal yang serupa. Kita harusnya sudah move on dari anjuran untuk membuang sampah di tempatnya. Kita harus sudah menerapkan pemilahan sampah yang kita hasilkan dan kemudian mengolahnya. 
Mari bekerja bersama untuk mewujudkan sekolah adiwiyata

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.