Assalamualaikum wr wb
Dalam beberapa minggu ini, ibu guru tidak bisa hadir dalam proses belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, ibu harap ketika kelas PPKn ataupun Sosiologi silakan kalian membawa laptop untuk mengikuti kelas secara virtual. Bahasanya agak ilmiah dikit ya. Ndak usah tanya ibu kemana, yang jelas ibu bukan ke Barat untuk mencari kitab suci. Meski ibu tidak bisa hadir tapi yakinlah nak, hati ibu tetap di kelas. Haha.
Oke, jadi ibu harap ketika ada jadwal pelajaran PPKn dan Sosiologi di kelas masing-masing, silakan buka laptop, buka blog ibu dan kerjakan sesuai dengan perintah. Yang tidak bawa bisa memanfaatkan fasilitas sekolah, yaitu lab kom. Kalian juga diperbolehkan keluar kelas untuk mencari sinyal. Mirip dengan permainan Pokemon Go. Kali ini Sinyal Go.
Tugas Mandiri untuk kelas XI IPA 3, IPA 1, IPS 3
1. Pada pertemuan sebelumnya, kalian sudah mendiskusikan mengenai artikel seperti berikut ini.
Artikel 1
TEMPO Interaktif , Padang: Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat mengkhawatirkan sistem Pemilu 2009 tidak dipahami warga pedalaman di Mentawai karena minimnya dana untuk sosialisasi.
Ketua KPU Kabupaten Kepulauan Mentawai, Bastian Sirirui , Sabtu (7/3) mengatakan dana untuk sosialisasi Pemilu hanya Rp70 juta, padahal di Mentawai ada sepuluh kecamatan yang letaknya berjauhan di empat pulau yang memakan biaya transportasi yang besar.
Bastian mengatakan, awalnya KPU Mentawai akan berusaha keras mensosialisasi Pemilu ke masyarakat, terutama masyarakat di pedalaman Mentawai seperti di Pulau Siberut bagian barat dan tengah, serta Sipora. Sedangkan di kecamatan, cukup menyebarkan brosur atau poster.
“Kami sudah berencana akan membuat simulasi Pemilu pada warga di pedalaman namun dengan dana sebesar itu tidak mencukupi, sehingga hanya bisa membagikan poster dan brosur, saya khawatir masyarakat banyak yang tidak paham sehingga tingkat kesalahan saat pemungutan suara jadi tinggi,” kata Bastian.
Apalagi di daerah pedalaman seperti Pulau Siberut dan Pulau Sipora banyak yang buta huruf, tidak akan bisa membedakan nama calon legislatif, selain itu mereka juga akan kesulitan mencentang dengan benar karena memegang pena tidak biasa. Jumlah pemilih di Mentawai tercatat 44.700 orang. Sekitar 20 ribu pemilih berdomisili di pedalaman.
Sumber: https://m.tempo.co/read/news/2009/03/07/146163600/warga-pedalaman-mentawai-dikhawatirkan-tak-paham-pemilu
Artikel 2
Belasan pria berbaju hitam mengenakan romal (ikat kepala) batik berwarna biru Selasa (31/3) siang berkumpul di sosoro (teras depan) rumah jaro (kepala desa) Kanekes, desa tempat suku Baduy tinggal. Mereka duduk melingkar memperhatikan selembar kertas yang ukurannya lebih besar daripada koran.
Mereka berlatih mencontreng surat suara Pemilu 2009. Tim dari kementerian komunikasi dan informatika yang dipimpin staf khusus Menkominfo Sukemi mengajari masyarakat Baduy tentang cara memilih yang benar pada Pemilu 2009.
Itu bukan sosialisasi pertama bagi masyarakat Baduy. Sudah lebih dari tiga kali mereka mendapatkan pelajaran mencontreng. Yakni, dari Pemprov Banten, KPU Banten, dan terakhir dari Kementerian Kominfo.
Maklum, pemilu bagi masyarakat Baduy tidaklah penting. Siapa pun pemenang pemilu tidak akan ada manfaatnya bagi masyarakat Baduy. Sebab, kepercayaan adat mereka melarang penggunaan listrik, kendaraan, sekolah, bantuan raskin (beras untuk rakyat miskin), dan pembangunan jalan. Masyarakat Baduy memilih melestarikan alam dan menolak segala bentuk modernisasi.
Jaro Daenah, kepala desa Kanekes, mengatakan, di desanya terdapat 6 ribu jiwa. Pada Pemilu 2004, hanya 100-an yang datang ke TPS. Itu pun penduduk Baduy Luar. "Yang Baduy Dalam tidak melaksanakan (tidak memilih, Red)," kata Daenah. Jaro Daenah optimistis, pemilih pada pemilu kali ini meningkat. Indikasinya, kata Daenah, pada pilkada gubernur tahun lalu, jumlah pemilih naik menjadi 800 orang. "Mudah-mudahan pemilu ini naik lagi yang milih," katanya.
Daenah mengakui, mengajak masyarakat Baduy Dalam yang berjumlah sekitar 1.000 orang untuk ikut pemilu memang agak susah. Sebab, masyarakt Baduy Dalam lebih kental menjaga tradisi.
Sebagian warga Baduy Luar juga mengaku sudah memiliki pilihan mantap dalam pemilu nanti. Amir Syafrudin, 29, mengaku sudah menetapkan pilihan pada satu partai. Namun, dia belum punya pilihan caleg. "Prinsip kami lunang, milu (ikut, Red) yang menang. Siapa pun yang menang, Baduy mengakui," katanya.
Masyarakat Baduy tidak mengenyam pendidikan formal di sekolah. Mereka menganggap, sekolah membuat orang jadi pintar. Akibatnya, setelah pintar, mereka akan memintari (membohongi) orang lain seperti orang kota. Meski tidak sekolah, mereka tidak buta huruf. "Jadi, kalau urusan mencontreng tidak masalah. Kami bisa membaca dan menulis," kata Marsadi, sekretaris PPS (panitia pemungutan suara) Baduy.
Soal pemilih perempuan, juga mulai ada kesadaran dari kaum ibu. Arsih, 28, telah mengajak ibu-ibu di Baduy untuk memilih. "Tapi, kami belum kenal caleg-calegnya," ujar perempuan yang sehari-hari menenun kain itu.
Sumber: http://www.jpnn.com/berita.detail-16352
Artikel 3
Kedubes Indonesia di Singapura dipenuhi ratusan WNI yang hendak memanfaatkan hak suaranya. Meski hujan mengguyur, tapi warga tetap bersemangat antre.Hingga pukul 09.15 WIB, hujan masih mengguyur. Sejumlah pengantre kecipratan guyuran hujan. Kedubes menyediakan 10 TPS. Proses mencoblos pun cepat. Demikian dilaporkan Donny BU, koordinator ICT Watch yang ikut menusuk di Kedubes, pada detikcom, Senin (20\/9\/2004).
Donny menuturkan, bagi WNI yang tak punya kartu pemilih warna biru terbitan KPU, bisa menunjukkan paspornya. Bahkan fotokopi KTP pun diterima. TPS dibuka pukul 08.00 waktu setempat hingga 20.00 WIB nanti. Panjangnya waktu coblosan diberlakukan karena hari ini di negeri singa itu bukan hari libur seperti di Indonesia.
Banyaknya WNI yang antre mencoblos membuat jalanan di depan Kedubes sedikit macet. Sejumlah orang juga ikut nimbrung membagi-bagikan brosur promosi. Bahkan petugas TPS pun mengenakan pakaian yang ada bordiran promosi dari sponsor."Sekarang masih hujan, tapi orang-orang terus berdatangan," kata Donny seraya menambahkan penghitungan suara akan dilakukan pukul 22.00 waktu setempat.
Sumber: http://news.detik.com/berita/210516/hujan-deras-wni-di-singapura-tetap-semangat-mencoblos
2. Selanjutnya, kalian sudah mendiskusikan artikel tersebut bersama anggota kelompok kalian mengenai hal-hal berikut ini!
a. Membahasa mengenai apakah artikel tersebut?
b. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam kegiatan politik? Apakah sudah tinggi atau masih rendah? Berikan penjelasan kalian!
c. Apakah artikel tersebut sudah menunjukkan budaya politik?
3. Tuliskan hasil diskusi di kolom komentar.
4. Selanjutnya, pahamilah materi berikut ini.
5. Kaitkan dengan hasil diskusi yang sudah kalian ketik di kolom komentar.
6. Apakah kalian bisa menemukan keterkaitannya?
Tugas Mandiri untuk kelas IIS 4
1. Silakan selesaikan dan kumpulkan tugas minggu sebelumnya dalam satu file dan serahkan pada bu Ririn.
2. Untuk pelajaran hari ini, silakan cari informasi mengenai lembaga pemerintah non kementerian.
3. Informasi yang harus kalian cari sebagai berikut:
- Dasar hukum lembaga pemerintah non kementerian.
- Apa saja jenis lembaga pemerintah non kementerian.
- Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, dan Susunan Organisasi dari masing-masing lembaga pemerintah non kementerian.
4. Setelah selesai kumpulkan dalam satu file di flashdisk yang sama untuk tugas sebelumnya.