Friday 23 October 2015

Budaya Politik di Indonesia Bagian 2

Dulu waktu kuliah dosen2 menggunakan presentasi powerpoint ketika ngajar. I love that. Beliau2 terlihat sangat mengagumkan! Hanya poin2 yang ditulis dan dosen akan menjelaskan dengan canggihnya kepada mahasiswa yang melongo penuh kekaguman *iya, benar. Saya termasuk yang melongo*. Dan metode itu adalah favorit saya. Bukannya tidak mau menerapkan pembelajaran yang berasal dari siswa, maksudnya saya sebagai fasilitator saja dan siswa yang akan menemukan pengetahuan, tapi menurut saya memancing minat siswa dulu dengan menjabarkan beberapa materi lebih cocok dengan materi penuh makna seperti PKN. Ya, bukan berati selalu lebih baik ceramah. Ada lah yang namanya variasi gitu2. 
Untuk pelajaran lain lebih cocok emang kalo siswa yang menemukan ilmunya sendiri, misalnya melalui percobaan atau kegiatan ilmiah. Kalo untuk ilmu sosial, Sosiologi juga bisa menerapkannya, misalnya lakukan pengamatan di sekitarmu. Ada peraturan gak? Apa coba tujuan peraturan itu? *isi amanat senin yang lampau-red* *hehe*. Jadi, gimana pak kepsek? Apakah saya bisa mengajar Sosiologi? Kalo gak pindah aja ya? Hahaha. Becanda yang boleh aja diseriusin. Haha. 
Okeeh, masuk ke materi. Materi ini adalah kelanjutan dari materi bagian pertama yang kemarin udah saya posting. Inget, materi ini sebenarnya disajikan dalam bentuk powerpoint, cuma karena keterbatasan sarana jadi ya akhirnya diprint handout. Pura2nya pake LCD gitu ya? Okee? Haha. 

Standar Kompetensi: 
Menganalisis budaya politik di Indonesia. 
Kompetensi Dasar: 
1. Mendeskripsikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik. 
2. Menampilkan peran serta budaya politik partisipan. 

Apersepsi

Berdasarkan orientasi politiknya diketahui bahwa orientasi yang ditandai dengan kesadaran politik tinggi adalah partisipan. Ditandai dengan kepercayaan terhadap politik dan bersedia untuk mendiskusikan atau membicarakan mengenai politik. Sosialisasi pengembangan budaya politik
Sosialisasi politik merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik pada anggota masyarakat.
Sosialisasi politik merupakan proses yang berlangsung lama dan rumit yang dihasilkan dari usaha saling memengaruhi.
Sosialisasi politik adalah proses  untuk memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap terhadap sistem politik masyarakatnya.

Pendapat para ahli mengenai sosialisasi politik

Gabriel A. Almond
Merujuk pada proses pembentukan sikap dan pola tingkah laku yang merupakan sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan patokan dan keyakinan politik.
Irvin L. Child
Proses yang menuntut individu untuk bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan standar kelompoknya. 
Richard E. Dawson dkk
Suatu pewarisan pengetahuan, nilai-nilai, dan pandangan politik dari orang tua, guru, dan yang lain kepada generasi muda. 
Alfian
Usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik sehinga masyarakat mengalami dan menghayati nilai dalam sistem politik ideal yang ingin dibangun. 

Proses sosialisasi politik 

Kapan sosialisasi politik dimulai? 
Menurut riset David Easton dan Robert Hess, dimulai sejak 3 tahun dan menjadi lebih mantap pada umur 7 tahun.
Peran keluarga
Ayah=Presiden=Tokoh kekuasaan
Menurut Easton dan Dennis ada 4 tahap dalam proses sosialisasi anak
1. Pengenalan otoritas melalui individu (orang tua dan anak, presiden dan menteri).
2. Perkembangan pembedaan antara otoritas internal dan eksternal (pejabat dan                   swasta).
3. Pengenalan mengenai institusi politik yang impersonal (sidang, rapat, pemilu).
4. Perkembangan pembedaaan antara institusi politik dan pihak yang terlibat dengan             institusi terkait.

Sarana dalam sosialisasi politik

Keluarga
Sekolah 
Partai politik

Partisipasi politik

Pengertian 
Kegiatan yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk ikut serta dalam kehidupan         politik. 
Konsep Partisipasi Politik 
Pertama, partisipasi politik yang dimaksud berupa kegiatan atau perilaku luar                   individu warga negara yang bisa diamati.
Kedua, partisipasi politik diarahkan untuk memengaruhi pemerintah selaku pembuat         dan pelaksanaan keputusan politik.
Ketiga, kegiatan yang berhasil maupun yang gagal memengaruhi perintah termasuk           dalam konsep partisipasi polirik.
Keempat, kegiatan memngaruhi pemerintah bisa dilakukan secara langsung dan tidak         langsung. 
Kelima, kegiatan memengaruhi pemerintah bisa dilakukan melalui prosedur wajar             dan menggunakan kekerasan. 
Bentuk Partisipasi Politik 
1. Kegiatan pemilihan 
2. Lobbying
3. Kegiatan organisasi
4. Mencari koneksi
5. Tindakan kekerasan

Partisipasi Politik menurut Milbrart Goel 

Aphatetic inactives: Tidak memilih dan tidak berpartisipasi
Passive supportes: Warga negara taat hukum, membayar pajak, menggunakan hak politiknya dengan cara memilih 
Contact specialist: Pejabat lokal
Communicators: Mengikuti informasi terkini, mengirim surat pembaca
Party and Campaign workers: Kader politik
Community activists: Membentuk kelompok untuk menangani problem2 lokal, melakukan kontak terhadap pejabat-pejabat berkenaan dengan isu-isu sosial.
Protesters :  Melakukan protes  keras, terlibat kerusuhan, memiliki kecenderungan menyalahi aturan.

Gimana teman2? Lumayan memusingkan? Aah, gak juga. Saya tidak mewajibkan siswa untuk hafal. Cukup MEMAHAMI dan tentu saja MENDENGARKAN! Gak susah kok. Kenapa musti susah2? Ntar juga kalo udah selesai SMA, Kuliah, Kerja kalian akan MERASAKAN SUSAH YANG SESUNGGUHNYA! *HAHAHAHAHAH*
Dan setelah memahami materi, biasa. Mengerjakan tugas :)

TUGAS

Kita akan melakukan role playing!
Bentuk kelompok yang terdiri atas 5 siswa.
Tentukan siswa yang akan memperagakan 5 praktik partisipasi politik
Kegiatan pemilihan
Lobbying
Kegiatan organisasi 
Mencari koneksi
Tindakan kekerasan
Kriteria penilaian
Penghayatan
Keseriusan
Ketepatan partisipasi 

Sayang, karena keterbatasan waktu role playing belum bisa dilakukan. Maybe next time :) 
Enjoy!

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.