Monday 26 October 2015

Tentang Presentasi

Minggu ini memasuki pekan ketiga setelah dua kali remidial. Remidial. Dulu sewaktu masih kerja di penerbitan nasional *ehem*, saya tidak paham dengan konsep remidial. Para bos meminta kami para editor memberi slot atau tambahan soal yang diberi label remidial. Well, dulu pemikiran saya, bila kelak saya jadi guru, saya tidak mengharapkan ketika siswa remidial. Saya pengennya siswa tuntas ketika saya evaluasi. Ternyata ember cin, persentasi yang tuntas sama yang tidak tuntas membuat geleng2 kepala. Salah sapa coba? Salah gue? Salah Marshanda? Salah Raisa? Salah Siwon oppa? *dih*
Oke. Tinggalkan Siwon Oppa yang bentar lagi mau wamil. Kita bahas mengenai presentasi. Presentasi adalah salah satu metode pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa. Presentasi secara umum adalah kegiatan menyampaikan informasi kepada orang lain (publik). Metode ini patut dicoba. Kenapa? Ya, karena kalo siswa diminta mendengarkan mlulu yang ada mulut kita sekarat akut siswa pun bosan! Ujung2nya pada gak semangat. Dan akhirnya, saya makan hati karena siswa pada ngobrol sendiri. 
Saya pikir presentasi tidak hanya semata-mata sebagai variasi dalam pembelajaran, tapi juga mengajarkan banyak hal. Pertama, presentasi mengajarkan bagaimana cara menyampaikan informasi kepada audiens. Berbicara di depan umum bukanlah hal mudah meski bukan hal yang sulit. Saya pengen, siswa semuanya mampu berbicara di depan umum. Mengikis rasa supan *malu-red* dan memupuk kepercayaan diri mereka. Kedua, kelompok penyaji akan merasakan sensasi bagaimana perasaan mereka saat audiens sibuk mlongoh, sibuk tukar menukar secarik kertas, ngegosip guru killer. RASAKAAN, para siswa! RASAKAAAN! Asyiik abiis kaan? HAHAHAHAHAG*keseleg pentol*. Suara habis, mata hampir keluar, emosi sudah diubun2 macem gunung merapi yang mau meletus, dan rasanya pengen segera melahap nasi kuning haruan *LEBHAI* adalah perasaan ketika kita sedang berbicara dan audiens sibuk dengan kegiatannya sendiri, celometan hal2 entah apa walahualam. Beberapa siswa dengan kelebihan tenaga dalam bidang ngobrol mengobrol membuat pening, jatuh, dan tak bisa bangkit lagi *huoooo*. Sementara itu, beberapa siswa lain meski juga sering nyeletuk, kontrol diri mereka lebih bagus dan tidak sampai membuat saya jatuh bagai butiran debu *ter-Rumor*. Begitu di-SYUUUUT langsung bungkam. Abis itu ribut lagi *guru pingsan*.
Tapi, it's okay, rapopo. Setiap siswa memiliki keunikan sendiri. Yang penting kita mengajar dengan sepenuh hati dan serahkan hasilnya pada Alloh SWT, okeh? *ngomong sama diri sendiri*. Daan presentasi mengenai pelaksanaan demokrasi sejak masa orde lama sampai sekarang berakhir pada minggu ini. Minggu depan sudah mulai masuk pada Bab III *mulai pening memikirkan metode yang pas meski RPP sudah dibuat*. Ya, pandai2nya bersikap fleksibel karena RPP yang dibuat secara teori kadang terkendala sama hari belajar efektif. Seperti biasa tiada kesan tanpa kehadiran potomu, sodara! Foto presentasi ini saya ambil di kelas XI IPA 1. Tidak ada alasan khusus. Pas keingetan saja. Haha. 

Presentasi dengan gaya malu2 tapi mau 
Audiens yang mendengarkan dengan khusuk dan hikmat
Begitulah sodara sebangsa setanah air. Sekian postingan mengenai presentasi kali ini. Besok disambung lagi. Yuuk dada bye bye :


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.