Saturday 14 November 2015

Menjelaskan Kata eh Kalimat

Minggu kedua November saatnya permainan! 
Jadi setelah melanjutkan penjelasan materi mengenai keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan  berbangsa dan bernegara yang saya lakukan ala kereta shinkasen alias ngebut banar, pembelajaran dilakukan dengan permainan cublak cublak suweng menjelaskan kalimat. Sebenarnya bukan kalimat sih, tapi juga bukan kata. Ya anggap saja kata yang belum jadi kalimat *apaan sih?*
Satu kelas yang tidak melakukan permainan ini, yaitu kelas XI IPS 3. Kenapa yo? Lupa. Haha. Sepertinya kemarin saya kurang fokus karena kurang nonton drama. Haha. Maafkan ibu, nak. Lain kali kita akan melakukan permainan. Permainan lempar pisau! Ibu guru jadi pelemparnya. Haha. 
Jadi ada sekira 1 miliar *hiperbola* kertas berisi rangkaian kata-kata yang harus dijelaskan oleh siswa. Mekanismenya siswa yang saya minta untuk maju akan mengambil satu kertas. Kemudian menjawab. Siswa yang duduk akan mendengarkan dan memberi skor dengan cara bertepuk tangan. Siswa yang mendapat tepuk tangan sebanyak 10 oktaf LOLOS, kalo cuma dapat tepuk tangan sekadarnya TIDAK LOLOS! Imbalan yang lolos adalah ucapan selamat dan yang tidak lolos diberi dua pilihan. Pertama, menghafal pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Kedua, bernyanyi dengan lirik yang diganti materi. Menyenangkan ya? 
Apa saja sih kata-kata yang belum menjadi kalimat yang harus dijelaskan oleh siswa? Lets cekidot beberapa contohnya!
Era keterbukaan, keterbukaan berarti transparan, tidak ada yang ditutupi. Era menunjukkan masa. Jadi era keterbukaan adalah masa ketika tidak ada hal yang ditutupi. Dalam kaitannya dengan pemerintahan atau kehidupan bernegara, berarti masyarakat berhak untuk mengetahui hal-hal yang menyangkut kehidupan mereka, misalnya program yang diperuntukkan bagi mereka, sosialisasi terhadap peraturan baru. 
Keadilan komutatif, ini adalah keadilan menurut Aristoteles yaitu keadilan yang diberikan kepada seseorang dengan tidak melihat jasa yang diberikan. 
Akuntabilitas, ini berkaitan dengan pertanggungjawaban pemerintah berkaitan dengan program kerja mereka atau dapat dipertanggungjawabkan. Program yang dibuat oleh pemerintah harus akuntabilitas dalam arti dijalankan sesuai rencana dan dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak yang terlibat. 
Era globalisasi, ini gampang! Gampil! Bukan, bukan itu jawabannya. Jadi globalisasi merupakan kondisi meleburnya batas-batas negara. Hampir tidak ada batasannya. Teknologi memegang peranan penting dalam era globalisasi. Masyarakat dengan mudah dapat berkomunikasi dengan masyarakat dari belahan dunia lain. Atau kemudiahan menggebet seseorang dari luar negeri juga merupakan kondisi yang memungkinkan di era globalisasi. Maybe :)
Sikap apatis warga negara, apatis berarti tidak peduli. I don’t care. Ora gagas Bahasa Jawanya. Ketika warga negara sudah tidak peduli, dia tidak akan terlibat apapun. APAPUN dalam program pemerintah. Diminta memilih dalam pemilu gak mau, diminta ikut gotong royong ogah, sampai diminta geser tempat duduk pun gak mau. Orang seperti ini yang perlu dibinasakan eh dibina.  
KKN alias Korupsi, Kolusi, Nepotisme, ini juga cincai! Korupsi adalah tindakan memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak terpuji. Biasanya merugikan negara. Kolusi adalah penyuapan, memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada pihak-pihak yang dianggap dapat memperlancar usahanya. Nepotisme adalah tindakan mengutamakan kerabat atau keluarga dalam suatu kegiatan atau proyek, termasuk memberikan posisi kepada seseorang tanpa melalui prosedur resmi dan juga kemampuannya. 
Soo easy, rite?  Okeh, sekarang lanjut ke gambar2 karena tiada kesan tanpa kehadiran gambar kan? 
Inilah penampakan kertas keramat itu
Sahri dari kelas XI IPS 1
Si Sahri ini yang dengan gagah berani maju ketika saya meminta salah satu siswa untuk dengan sukarela maju pertama kali. A high praise for him. Sahri ini selalu semangat berbicara ketika saya mengajukan pertanyaan. Entah benar entah masih keliru. Semangatnya sangat bagus. Setiap siswa harus memiliki semangat yang sama. 
Si Zaini dari XI IPA 1
Sewaktu saya minta untuk belajar, si Zaini sibuk sisiran. Sepertinya setelah pulang sekolah dia ada kencan. Sudah sisiran berarti sudah siap lahir batin dong maju dan menjelaskan kata di kertas? Iya dong? Haha. Bagusnya si Zaini ini bisa menjelaskan kata-kata di kertas yang dia ambil. Boleh begayaan tapi musti bisa memahami materi. Apalagi PKN. Bagi saya PKN bukan untuk dihafalkan tapi diamalkan *eciee*. Pengamalan baru bisa dijalankan ketika sudah memahami bukan? Kalau pun ada sesi hafalan, itu hanya sebagai intermezo atau sanksi kecil2an lah. Hehe *ngeles*. 
Lilis dari XI IPA 1 sedang berusaha keras dan sekuat tenaga menjelaskan kertas keramatnya
Udah. Sekian postingan di hari Minggu ini. Minggu besok adalah ulangan harian bab 3. Fighting! 

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.